Rabu, 07 Oktober 2015

Tugas I






 








1.      Penalaran Ilmiah
2.      Berfikir Deduktif
3.      Berfikir Induktif

                                                Nama   :  Fany Wardiyanti
                                                NPM   :  23213214












DAFTAR ISI

A.      Penalaran Ilmiah ..............................................................................       3

1.         Pengertian Penalaran ................................................................       3
2.         Prinsip Penalaran Ilmiah .....................................................       3         
3.         Ciri-ciri Penalaran .....................................................................
4.         Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah    .........................................       3
5.         Jenis-jenis Penalaran .................................................................       4


B.       Berfikir Deduktif .............................................................................       4
1.         Pengertian Berfikir Deduktif ....................................................       4
2.         Jenis-jenis Berfikir Deduktif ....................................................       5

C.       Berfikir Induktif ..............................................................................       7
1.         Pengertian Berfikir Induktif .....................................................       7
2.         Macam-macam Berfikir Induktif .............................................        7

Daftar Pustaka ........................................................................................       9












ISI
A.      Penalaran Ilmiah

1.      Pengertian Penalaran
            Penalaran adalah Proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

2.      Prinsip Penalaran Ilmiah
    
                        Penulisan ilmiah mengemukakan dan membahas fakta secara logis dan sistematis dengan bahasa yang baik dan benar. Ini berarti bahwa untuk menulis penulisan ilmiah diperlukan kemampuan menalar secara ilmiah.
Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori.

3.      Ciri-ciri Penalaran

1)      Adanya suatu pola pikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam hal ini maka dapat dikatakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya sendiri. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu proses berfikir logis, di mana berfikir logis disini harus diartikan sebagai pemikiran yang ditimbang secara objektif dan sesuai fakta .

2)      Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
                                              
3)      Rasional artinya adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam

4.      Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah

Menurut Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1.      Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesfik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2.      Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaran dan kesalahannya.
3.      Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subyek dan predikat yang membentuk kalimat.
4.      Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5.      Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
6.      Sistematika yaitu seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
7.      Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8.      Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
9.      Analisis (penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10.  Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya. Selain itu, pembuktian didukung pula dengan data yang mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis yang akurat.
11.  Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
12.  Kesimpulan yaitu hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.

5.      Jenis-jenis Penalaran
Menurut prosesnya, penalaran dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Penalaran induktif
b. Penalaran deduktif



B.       Berfikir Deduktif

1.      Pengertian Berfikir Deduktif

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).
Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi :
a)      Premis mayor adalah pernyataan umum.
Contoh : Semua orang  pasti akan mati
b)      Premis minor adalah pernyataan khusus
Contoh : Hasan adalah orang
Jadi kesimpulannya adalah Hasan pasti akan mati


2.      Jenis Berfikir Deduktif

1)        Silogisme Kategorial

Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

·      Premis Umum       : Premis Mayor (My)
·      Premis Khusus      : Premis Minor (Mn)
·      Premis Simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
1.      Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
2.      Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3.      Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4.      Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5.      Dari premis yang postif, akan dihasilkan simpulan yang positif
6.      Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7.      Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8.      Dari premis mayor khusus dan premis mayor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh silogisme Kategorial :
My  : Semua pekerja di Sharp adalah lulusan S1.
Mn  : Novry adalah pekerja.
K     : Novry lulusan S1.
My  : Semua pekerja memiliki keahlian.
Mn  : Novry tidak memiliki keahlian.
K     : Novry bukan pekerja.
2)        Silogisme Hipotesis

Silogisme Hipotesis yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen.
Contoh :
My  : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
Mn  : Makanan tidak ada.
K     : Jadi, manusia akan kelaparan.
My  : Jika tidak ada matahari, tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
Mn  : Tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
K     : Tumbuhan tidak dapat matahari.
3)        Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi Alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My  : Supplier Sharp berada di Bandung atau Sukabumi.
Mn  : Supplier Sharp berada di Bandung.
K     : Jadi, Supplier Sharp tidak berada di Sukabumi.

C.    Berfikir Induktif

1.      Pengertian Berfikir Induktif

Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.

2.      Macam-macam Berfikir Induktif
Ada tiga macam penalaran induktif, antaralain :
a)        Generalisasi
Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.
Generalisasi dibagi menjadi 2 :
·         Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif  Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan, besi memuai.
  Jika dipanaskan, baja memuai.
  Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.

·         Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif
 Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.

b)       Analogi
Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
Tujuan dari analogi :
Ø Meramalkan kesamaan.
Ø  Mengelompokkan klasifikasi.
Ø  Menyingkapkan kekeliruan.

Contoh :
Ronaldo adalah pesepak bola.
Ronaldo berbakat bermain bola.
Ronaldo adalah pemain real madrid

c)    Kausal
    Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.
Terdiri dari 3 pola, yaitu :
1)      Sebab ke akibat = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.

2)      Akibat ke sebab = Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.

3)      Akibat ke akibat = Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.



























Daftar Pustaka


http://dwikartikasari-18211665.blogspot.co.id/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-kaitannya.html


l-hipotesis-alternatif-dan-entimem/