A.
Sifat Dasar Akuntansi
Akuntansi adalah sebuah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan
pengikhtisarandengan aturan baku dan dalam satuan uang, transaksi dan peristiwa
yang paling tidak sebagian dirinya memiliki karakter keuangan dan selanjutnya
interpretasi atas hasilnya. Pandangan tentang sifat dasar akuntansi adalah:
·
Akuntansi sebagai ideologi
Ideologi adalah pandangan
umum yang terlepas dari wawasannya yang parsial yang mungkin penting mencegan
kita untuk memahami masyarakat dimana kita tinggal dan kemungkinan untuk
mengubahnya.Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena ideologi sebagai suatu
sarana untuk mempertahankan dan melegitimasi aturan-aturan sosialekonomi dan
politik yang berlaku saat ini.
·
Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi
dipandang sebagai suatu bahasa bisnis karena akuntansi adalah suatu alat
mengemunikasikan informasi suatu bisnis.
·
Akuntansi sebagai catatan
historis
Akuntansi
dipandang sebagai suatu sarana penyediaan sejarah atau historis suatu
organisasi dan transaksi-transaksinya dengan lingkungannya, baik bagi pemilik
maupun pemegang saham perusahaan, pencatatan akuntansi menyediakan suatu
sejarah kepengurusanmanajer terhadap sumber daya pemilik.
·
Akuntansi sebagai realitas
ekonomi masa kini
Tesis utama
dari pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba rugi harus
didasarkan pada suatu basis penilaian yang lebih mencerminkan kenyataan ekonomi
daripada biaya historis.Tujuan utama dari gambarin akuntansi ini dalah
menentukan laba yang sebesarnya.
·
Akuntansi sebagai sistem
informasi
Akuntansi
diasumsikan smenjadi suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau
pemancar, saluran komunikasi, dan serangkaian penerima. Ketika dianggap sebagai
suatu proses komunikasi, akuntansi didefinisikan sbagai suatu proses pengodean
abservasi dalam bahasa sistem akuntansi, memanipulasi tanda-tanda dan pelaporan
sistem dan penerjemahan serat pengiriman hasilnya.
·
Akuntasi sebagai komoditas
Pandangan ini
mengasumsikan akuntansi ada karena terdapat permintaan akan informasi khusus
dan akuntan mau dan mampu untuk menghasilkannya. Sebagai suatu komoditas
publik, akuntansi menyediakan dasar ideal untuk regulasi, memberikan dampak
kepada kebijakan publik dan mengawasi seluruh jenis kontrak antara organisasi
dengan lingkungannya.
·
Akuntansi sebagai mitos
Akuntansi
menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan
menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akuntansi, suatu fenomena ekonomi
kompleks diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara yang lebih mudah dan
dapat dimengerti, sehingga menciptakan lebih banyak mitos daripada kenyataan.
·
Akuntansi sebagai alasan logis
Akuntansi
mungkin digunakan untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya
menyediakan suatu justifikasi bagi kejadian mereka dimasa datang. Dengan adanya
ketidaktepatan dan ketidak pastian yang melingkupi kebanyakan angka akuntansi,
akuntansi mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk melegitimasi
kemunculannya.
·
Akuntansi sebagai perumpamaan
Akuntansi
memberikan kontri busi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari
organisasi. Akuntansi bertindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui suatu
peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi diorganisasi.
·
Akuntansi sebagai percobaan
Perusahaan
dapat melakukan percobaan melalui pemakaian data, teknik, laporan, atau
pengungkapan akuntansi yang berbeda agar sesuai dengan lingkungan tertentu dan
untuk beradaptasi terhadap kondisi yang berubah, dan bukannya terhambat atau
terpaku kepada pendekatan konvensionalyang sama.Akuntansi merupakan percobaan
terutama ketika ia bersifat sukarela, inovatif, dan tentatif.
·
Akuntansi sebagai distorsi
Oleh karena
akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau mempengaruhi tindakan-tindakan
baik dari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi sasaran ideal
bagi pihak-pihakyang mencoba untuk memanipulasi arti dari pasar yang akan
dilihat oleh pengguna. Prilaku disfungsional mencakup pengiriman suatu pesan
yang tidak jujur atau terdistorsi yaitu suatu hal yang diharapkan oleh manajen
untuk diinterpretasikan dengan cara yang tidak konsisten dengan keyakinan
actual mereka mengenai atribut yang belum diteliti dari keputusan mereka.Metode
yang digunakan untuk mendistorsi sistem informasi dapat diklasifikasikan
menjadi enam katregori yaitu: pertama, perataan atau penghalusan, kedua,
pembiasan, ketiga, pemfokusan, keempat, permainan, kelima, penyaringan, keenam,
tindakan illegal.
B.
Pengertian Pendekatan Tradisional
Pendekatan
tradisional merupakan riset konvensional dan bukannya riset aliran baru yang
mengandalkan pemikiran tradisional untuk merumuskan kerangka akuntansi
konseptual.
Pendekatan
tradisional formulasi teori akuntansi reaksi metode :
1.
Deskriptif /
Normatif
2.
Teoritis /
Unteoritis
3.
Penjelasan Deduktif
/ Induktif
4.
Fokus : Konsep
belajar kesejahteraan sosial / Ekonomi
Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian akuntansi
menyebabkan munculnya dua metodologi, deskriptif dan normatif:
·
Teori Deskriptif : Dalam profesi akuntansi ada keyakinan
yang luas bahwa akuntansi merupakan suatu seni yang tidak dapat diformalkan dan
bahwa metodologi yang digunakan secara tradisional dalam penyusunan teori
akuntansi merupakan sebuah upaya menilai apa yang terjadi melalui
praktik-praktik akuntansi.
·
Teori Normatif : Berupaya
menyajikan lebih pada “apa yang seharusnya” (ought to be) daripada “apa yang
terjadi” (what is).
C.
Pendekatan-Pendekatan
dalam Penyusunan Teori Akuntansi :
1. Pendekatan Non
Teoritis
Pendekatan non-teoritis adalah sutu
pendekatan pragmatis (praktis) dan pendekatan kekuasaan. Pendekatan pragmatis
terdiri atas penyusunan suatu teori yang terdiri atas penyusunan suatu teori
yang ditandai oleh kesamaannyua dengan dunia nyata yang berguna dalam artian
memberi solusi yanh sifatnya praktis, sedangkan pendekatan kekuasaan untuk
perumusan suatu teori akuntansi, yang terutama digunakan oleh organisasi
professional, terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktek
akuntansi.
2. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif dalam penyusunan
teori manapun diawali dengan dalil dasar dan diteruskan dengan pengambilan
kesimpulan logis mengenai subjek yang dipertimbangkan.
Langkah yang digunakan untuk memulai
pendekatan deduktif adalah :
a)
menentukan tujuan dari laporan keuangan,
b)
memilih postulen dari akuntansi,
c)
menghasilkan prinsip dari akuntansi,
d)
mengembangkan teknik dari akuntansi.
3. Pendekatan
Induktif
Pendekatan induktif dalam penyusunann
dari suatu teori diawali dengan observasi serta pengukuran serta berlanjut pada
kesimpulan umum. Observasi diawali dengan observasi informasi keuangan dan
dilanjutakan menyusun generalisasi dan prinsip-prinsip akuntansi.
Pendekatan induktif untuk untuk suatu
teori mencakup 4 tahap, yaitu :
a)
mencatat seluruh observasi,
b)
menganalisis dan mengklasifikasikannya
untuk mendeteksi adanya hubungan yang terulang kembali,
c)
penurunan induktif dari generalisasi dan
prinsip-prinsip akuntansi dari observasi yang menggambarkan hubungan yang
terulang,
d)
menguji generalisasi.
4. Pendekatan Etis
Inti dasar
pendekatan etis adalah prinsip kewajaran, keadilan, ekuitas dan kenyataan.
Kewajaran dalam pendekatan eris adalah tujuan yang diinginkan dalam penyusunan
suatu teori akuntansi jika apapun dinyatakan dasarnya diveriviksi secara logis
dan empiris dan jika itu dibuat operasional oleh suatu definisi yang cukup dan
identifikasi dari propertinya.
5.
Pendekatan Sosiologi
Pendekatan
sosiologi menekankan pengaruh social dari teknik akuntansi. Hal ini merupakan
pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep dari kewajaran yang lebih luas,
kesejahteraan social. Berdasar pada pendekatan sosiologi, prinsip atau teknik
akuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh laporannya
terhadap seluruh kelompok dalam komunitas.
Pendekatan
sosiologi terhadap formulasi suatu teori akuntansi telah memberikan
kontribusinya kepada evolusi dari sebuah subdisiplin ilmu akuntansi baru, yang
dikenal sebagai akuntansi sosioekonomi. Tujuan untama dari akuntansi
sosioekonomi adalh untuk mendorong entitas-entitas bisnis yang berfungsi di
system pasar bebas untuk memperhitungkan dampak dari pengaruh kegiatan produksi
mereka sendiri dalam lingkungan social melalui pengukuran, internalisasi, dan
pengungkapan dalam laporan keuangan mereka.
6.
Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi
dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada pengendalian perilaku
dari indicator-indokator makro ekomoni yang dihasilkan oleh adopsi dari
berbagai teknik akuntansi. Ketika pendekatan etis berfokus pada suatu konsep
“kewajaran” dan pendekatan sosiologi pada suatu konsep “kesejahteraan social”,
pendekatah ekonomi berfokus pada suatu konsep dari “kesejahteraan ekonomi
umum”.
Konsekuensi ekonomi
dari laporan keuangan termasuk, antara lain :
·
dintribusi
kesejahteraan
·
tingkat resiko
agragat dan alokasi resiko diantara individu
·
konsumsi dan
produksi agregat
·
alokasi sumber daya
antar perusahaan
·
penggunaan sumber
daya untuk produksi, sertifikasi, penyebaran, pemrosesan, analisis dan
interpretasi dari informasi keuangan
·
penggunaan sumber
daya dalam pengembangan, penyesuaian, penekanan, dan litigasi dari regulais
·
penggunaan dari
sumber daya dalam sektor privat mencari informasi.
C.
Pendekatan Selektif Untuk Perumusan Teori Akuntansi
Pendekatan selektif adalah merupakan akibat dari
berbagai usaha oleh individu dan professional serta organisasi pemerintah untuk
berpartisipasi dalam pematangan konsep dan prinsip dalam akuntansi.
D.
Kesimpulan
Pendekatan tradisional terhadap perumusan suatu teori
akuntansi telah menggunakan metedologi normative atau metodologi deskriptif
suatu pendekatan teoritis atau nonteoritis suatu bentuk alasan deduktif atau
induktif dan telah berfokus pada suatu konsep kewajaran, kesejahteraan social,
kesejahteraan ekonomi.
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar