I.
Konsep Menulis Laporan llmiah
Konsep dari laporan ilmiah adalah berkaitan
dengan penelitian, fakta, dan objektif dari permasalahan
yang dibahas dalam laporan ilmiah. Maka itu laporan ilmiah harus objektif, dan
sesuai dengan fakta yang ada, serta disusun secara sistematis.
Penulisan laporan adalah penyampaian pengalaman peneliti
dan hasil-hasilnya kepada masyarakat luas sehingga dapat berguna bagi
perkembangan ilmu dan pengetahuan.
A.
Pengertian Laporan Ilmiah
Menurut E.Zaenal Arifin,1993
: Laporan Ilmiah adalah
laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan
metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan, sedangkan secara
umum Laporan ilmiah ialah
karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan
secara struktural atau kedinasan setelah melaksanakan tugas yang diberikan.
Laporan ilmiah dibuat sebagai bukti pertanggungjawaban bawahan/petugas atau
tim/panitia kepada atasannya atas pelaksanaan tugas yang
diberikan. Laporan ilmiah harus memuat data yang tepat dan benar serta
objektif dan sistematis sehingga dapat dijadikan ukuran untuk membuat
pertimbangan dan keputusan.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan mengenai laporan ilmiah, yaitu :
a.
Laporan ilmiah
mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan
ringkas;
b.
Kegiatan menulis laporan
ilmiah merupakan kegiatan (utama) terakhir dari suatu kegiatan ilmiah;
c.
Laporan ilmiah merupakan
suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur,
jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, dan hasil temuan serta implikasinya;
d.
Laporan ilmiah
merupakan media yang baik untuk komunikasi di lingkungan akademisi atau sesama
ilmuwan;
e.
Laporan ilmiah dapat
digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah
berlaku juga untuk laporan ilmiah.
B.
Jenis – jenis Laporan Ilmiah
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat
3(tiga) jenis Laporan Ilmiah. yaitu sebagai berikut :
1) Laporan Lengkap
(Monograf)
·
Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
·
Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan
profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
·
Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap
tingkat analisis.
·
Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping
keberhasilan yang dicapai.
·
Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya
:judul bab, subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
2) Artikel Ilmiah
·
Artikel ilmiah biasanya merupakan perasaan dari laporan lengkap.
·
Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian
tunggal yang obyektif.
·
Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang
materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
3) Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi
laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa
yang tidak terlalu tekns (untuk konsumsi masyarakat umum).
C.
Ciri – ciri Laporan Ilmiah
1)
Ditujukan kepada pembaca
tertentu;
2)
Sistematika laporan kadang
disesuaikan dengan permintaan pemberi perintah atau pesanan (dalam suatu hibah
kompetensi);
3)
Bahasanya formal, harus
disesuaikan dengan standar Bahasa Indonesia yang disempurnakan;
4)
Memerhatikan kaidah-kaidah
ilmiah sesuai dengan disiplin keilmuannya;
5)
Objektif.
D.
Persyaratan Bagi Pembuat Laporan
Syarat-syarat penulisan
laporan di antaranya adalah :
1)
Tepat tujuan;
2)
Sistematis;
3)
Penelitian harus
meyakinkan;
4)
Kejelasan menurut kaidah
ilmu.
II.
Konsep Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
A.
Proses Mengarang Ilmiah
Asas-asas Mengarang secara jelas
Di Amerika Serikat dalam tahun 1944
didirikan Robert Gunning Associates, sebuah badan usaha yang memberikan
Penyuluhan Keterbacaan (Readability counseling) dan kursus/latihan dalam
penulisan yang jelas (clear writing) kepada berbagai penerbit dan surat kabar.
Pendirinya Robert Gunning kemudian mengarang buku-buku berjudul Principles of
Clear Writing, Clear News Writing, The Technique of Clear Writing.
Berikut ini adalah sepuluh asas mengarang
secara jelas yang dikemukakannya.:
1.
Usahakanlah
kalimat-kalimat yang pendek
Panjang ata-rata kalimat dalam suatu karangan
merupakan suatu tolak ukur yang penting bagi keterbacaan. Kalimat-kalimat harus
selang-seling antara panjang dan pendek. Penulisan kalimat yang panjang harus
diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan
karangan.
2.
Pilihlah yang
sederhana daripada yang rumit
Kata-kata yang sederhana, kalimat yang
sederhana, bahasa yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu karangan.
3.
Pilihlah kata yang umum dikenal
Dalam mengarang gunakanlah kata-kata yang
telah dikenal masyarakat umum.sehingga ide yang diungkapkan dapat secara mudah
dan jelas dipahami oleh pembaca
4.
Hindari kata-kata yang
tidak perlu
Setiap perkataan harus mempunyai peranan dalam
suatu kalimat dan karangan. Kata-kata yangt tak perlu hanya melelahkan pembaca
dan melenyapkan perhatiannya dari pembaca.
5.
Berilah tindakan dalam
kata-kata kerja Anda
Kata kerja yang aktif, ang mengandung
tindakan, dan yang menunjukan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan
bertenaga untuk menyampaikan pesan/warta yang dimaksud. Kalimat “Bola itu
menjebol gawang lawan” lebih bertenaga dari “Gawang lawan kemasukan bola itu”
6.
Menulislah seperti
Anda bercakap-cakap
Perkataan tertulis hanya sebagai
pengganti perkataan yang diucapkan lisan. Dengan mengungkapkan gagasan
seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi lebih jelas.
7.
Pakailah
istilah-istilah yang pembaca dapat menggambarkannya
Perkataan yang konkret lebih jells bagi pembaca
daripada perkataan yang abstrak.
Sebagai contoh, “factory town” (kota dengan
banyak pabrik) lebih mudah dimengerti dengan istilah “industrial community”
(masyarakat industri).
8.
Kaitkan dengan
pengalaman pembaca Anda
Karangan yang jelas ialah bilamana dapat
dibaca dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pengalamannya.
9.
Manfaatkan sepenuhnya
keanekaragaman
Karangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga
membosankan pembaca. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan
lainnya. Kata Disraelli, “Keanekaragaman dalam karangan adalah sumber
kesenangan dalam pembacaan”
10. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan
Maksud utama mengarang ialah
mengungkapkan gagasan, bukan menimbulkan kesan pada pihak pembaca
mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya.( Widyamartaya,
1997: 87)
B.
Penggunaan Bahasa
Tulis
Ø Dalam menggunakan kata dan frase
1. Hendaknya hindari
pemakaian kata atau frase tutur dan kata atau frase setempat, kecuali bila
sudah menjadi perkataan umum.
2. Hendaknya hindari
pemakaian kata atau frase yang telah usang atau mati.
3. Hendaknya kata atau
frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai dengan suasana dan
tempatnya.
4. Hendaknya kata-kata sinonim
dipakai secara cermat karena kata-kata sinonim tidak selamanya sama benar arti
pemakaiannya.
5. Hendaknya
istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam karangan umum.
6. Hendaknya hindari
pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa Indonesia sudah
ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya karena terdorong untuk
bermegah dan berbahasa tinggi.
7. Untuk memperkecil
banyaknya kata yang kembar dan kata bersaingan, dan untuk menghindari beban
atau pemberat yang tidak perlu dalam pemakaian bahasa,
sebaiknya dipedomani kelaziman dan ketentuan
ejaan.
Ø Dalam menyusun kalimat
1. Gunakanlah
kalimat-kalimat pendek
2. Gunakan bahasa biasa
yang mudah dipahami orang
3. Gunakan bahasa
sederhana dan jernih pengutaraannya
4. Gunakan bahasa tanpa
kalimat majemuk
5. Gunakan bahasa dengan
kalimat aktif, bukan kalimat pasif
6. Gunakan bahasa padat
dan kuat
7. Gunakan bahasa
positif, bukan bahasa negative
C.
Langkah-langkah
Pembuatan
Langkah-langkah pokok dalam pembuatam karya
ilmiah adalah sebaga berikut :
a. Memilih sebuah topik
yang dapat ditulis sesuai dengan minat anda, minat pembaca, arti penting topik,
fasilitas, dan kesempatan
b. Mencari sumber yang
autoratif.
c. Membatasi pokok topic yang
akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi, dan fakta serta pengolahannya
terfokus. Sehingga karangan dapat dikembangkan secara memadai.
d. Menentukan suatu tesis
percobaan atau garis besar acuan sementara yang menjai arah umum dan tujuan
yang hendak dicapai.
e. Mencari di perpustakaan
judul-judul buku dan artikel yang membicarakan topik yang telah dipilih dan
dibatasi.
f. Mengumpulkan/meminjam buku-buku
dan bacaan yang lain yang akan dipakai sebagai sumber.
g. Mencatat tiap judul
buku/bacaan pada sebuah kartu bibliography,
lengkap
dengan data tentang nama pengarang dan publokasinya. Kartu-kartu bibliografi
ini diperlukan untuk mennyusun catatan kaki,/catatan akhir dan daftar
pustaka/daftar acuan kelak.
h. Membaca
buku-buku/bacaan-bacaan sumber dengan membuat catatan penting.
i.
Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi
suatu garis besar (kerangka karangan, outline).
j.
Merumuskan tesis final.
k. Menyusun kerangka karangan
yang final.
l.
Menulis
draft pertama karangan (karangan sementara).
m. Merivisi karangan
D.
Penyajian Karya Ilmiah
Penyajian karya tulis ilmiah harus enak dan nyaman untuk
dinikmati. Pembaca karya ilmiah, harus merasakan adanya daya lukis, daya kupas,
dan daya tafsir yang memadai atas setiap satuan dan keseluruhann uraian,
seperti :
1. Tepat, konsisten, dan
lengkapnya deskripsi data.
2. Kemampuan deskripsi
data memberikan “isyarat” ke tahap berikutnya.
3. Tepat, konsisten, dan
lengkapnya analisis data.
4. Tepat dan lengkapnya
kesimpulan setiap satuan dan keseluruhan analisis data.
5. Tepat dan jelasnya
kesimpulan menjawab masalah penelitian/tujuan penulisan karya tulis; hipotesis
yang diajukan.
6. Tepat dan mengenanya
implikasi yang dikemukakan serta saran-saran yang diberikan (implikasi
merupakan dampak teoritis terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, atau penerapan
praktis pada pemecahan masalah dan penentuan kebijakan. Saran hendaknya
bersifat operasional. Dapat juga diberikan saran untuk penelitian lanjutan dan
pengembangan ilmu dan peningkatan pembinaan).
7. Tertatanya segala
sesuatu (asas organisasi), dan sifat-sifat penanganan penulisanyang
bersungguh-sungguh, bertanggung jawab dan kolaboratif.
8. Ada berbagai bentuk organisasi
laporan penelitian dan sejenisnya. Namun bentuk-bentuk organisasi itu pada
dasarnya sama, yakni terdiri atas tiga bagian : Bagian Awal, Bagian Teks
dan Bagian Akhir.
III.
Rancangan Usulan
Penelitian
A.
Fungsi Rancangan Usulan
Penelitian
1)
Sebagai kerangka
operasional penelitian (blue print)
2)
Menegaskan kedalaman
(intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas) penelitian.
3)
Memperkirakan penelitian
yang akan dihadapi dan rancangan alteratif penyelesaiannya.
4)
Mengetahui kelemahan hasil
penelitian.
B.
Bentuk dan Isi Usulan Penelitian
·
Bentuk Rancangan Usulan Peneltian
Suatu
penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi
dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya:
a.
Skripsi
b.
Makalah untuk seminar,
simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c.
Karangan ilmiah
d.
Tesis magister/disertasi
doctor
e.
Laporan proyek
·
Isi Rancangan Usulan Penelitian
a)
Bagian Awal
1.
Judul
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi
2.
Identitas Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
3.
Tanggal Pengajuan, ditulis
:
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
pada tanggal
………………………….. 20………
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
pada tanggal
………………………….. 20………
b)
Bagian Utama
1.
Perumusan Masalah
Unsur pokok perumusan
masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a)
Penjelasan mengenai
mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi
itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b)
Beberapa bukti bahwa
masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c)
Letak masalah yang akan
diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.
2.
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.
Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.
3.
Kerangka Pemikiran
Teoritis
Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.
Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.
4.
Hipotesis
Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
5.
Metode Penelitian
Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
a)
Pendekatan dan bentuk/cara
yang dipakai untuk meneliti.
b)
Penjelasan tentang
populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian.
c)
Metode pengumpulan data
dan alat pengambil data yang akan digunakan.
d)
Bahan-bahan yang akan
dipakai, kalau ada.
e)
Alat-alat perlengkapan yang
akan dipakai, kalau ada.
f)
Teknik atau model analisis
yang akan dipakai.
g)
Rancangan aturan-aturan
untuk menerima atau menolak hipotesis.
6.
Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a)
Tahap-tahap penelitian
yang akan dilakukan.
b)
Waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
c)
Rincian kegiatan untuk
tahap masing-masing.
c)
Bagian Akhir
1.
Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian.
Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :
Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian.
Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :
· Untuk buku :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul buku
4.Nama penerbit
5.Tempat penerbitan.
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul buku
4.Nama penerbit
5.Tempat penerbitan.
· Untuk jurnal :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul tulisan
4.Nama jurnal
5.Jilid ( dan nomor )
6.Halaman
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul tulisan
4.Nama jurnal
5.Jilid ( dan nomor )
6.Halaman
· Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
· Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
2.
Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Nama lengkap dan derajat akademik
b.Tempat dan tanggal lahir
c.Pangkat dan jabatan
d.Riwayat pendidikan tinggi
e.Karya ilmiah
f.Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
g.Penghargaan ilmiah, bila ada.
Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Nama lengkap dan derajat akademik
b.Tempat dan tanggal lahir
c.Pangkat dan jabatan
d.Riwayat pendidikan tinggi
e.Karya ilmiah
f.Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
g.Penghargaan ilmiah, bila ada.
Daftar Pustaka
http://herlinaaoctaviana.blogspot.co.id/2014/05/rancangan-usulan-penelitian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar